Translate

Rabu, 15 Oktober 2014

yang dimaksud dengan apra


Kepercayaan rakyat Indonesia akan datangnya Ratu Adil dimanfaatkanWesterling untuk meraih massa guna mewujudkan keinginannya. Kepercayaan tersebut memperlihatkan bahwa sebagian rakyat Indonesia yang telah lama menderita karena penjajahan, baik oleh Belanda atau Jepang, mendambakan datangnya suatu masa kemakmuran seperti yang terdapat dalam ramalan Jayabaya.

A.    Peran Westerling dalam Pembentukan APRA

Raymond Pierre Paul Westerling lahir di Istanbul, 31 Agustus 1919 dan meninggal di Belanda, 26 November 1987 pada usia 68 tahun. Westerling lahir sebagai anak kedua dari Paul Westerling dan Sophia Moutzou. Dia komandan pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Westerling pada tahun 1946 sampai 1947 di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di Bandung, Jawa Barat.

Westerling yang dijuluki si Turki karena lahir di Istanbul, mendapat pelatihan khusus di Skotlandia. Dia masuk dinas militer pada 26 Agustus 1941 di Kanada. Pada 27 Desember 1941 dia tiba di Inggris dan bertugas di Brigade Prinses Irene di Wolverhampton, dekat Birmingham.

Westerling termasuk 48 orang Belanda sebagai angkatan pertama yang memperoleh latihan khusus di Commando Basic Training Centre di Achnacarry, di Pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni. Melalui pelatihan yang sangat keras dan berat, mereka dipersiapkan untuk menjadi komandan pasukan Belanda di Indonesia. Seorang instruktur Inggris sendiri mengatakan pelatihan ini sebagai neraka di dunia. Pelatihan dan pelajaran yang mereka peroleh antara lain perkelahian tangan kosong, penembakan tersembunyi, berkelahi dan membunuh tanpa senjata api, membunuh pengawal dan sebagainya. Setelah bertugas di Eastbourne sejak 31 Mei 1943, maka bersama 55 orang sukarelawan Belanda lainnya pada 15 Desember 1943, Sersan Westerling berangkat ke India untuk betugas di bawah Laksamana Madya Mountbatten Panglima Komando Asia Tenggara. Mereka tiba di India pada 15 Januari 1944 dan ditempatkan di Kedgaon, 60 km di utara kota Poona.

Pada 20 Juli 1946, Westerling diangkat menjadi komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Depot Pasukan Khusus. Awalnya, penunjukkan Westerling memimpin DST ini hanya untuk sementara sampai diperoleh komandan yang lebih tepat dan pangkatnya pun tidak dinaikkan, tetap Letnan II (Cadangan). Namun dia berhasil meningkatkan mutu pasukan menjelang penugasan ke Sulawesi Selatan dan setelah berhasil menumpas perlawanan rakyat pendukung Republik di Sulawesi Selatan, dia dianggap sebagai pahlawan namanya membumbung tinggi.

B.     Latar Belakang Terjadinya Pemberontaka APRA

APRA merupakan pemberontakan yang paling awal terjadi setelah Indonesia diakui kedaulatannya oleh Belanda. Hasil Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan suatu bentuk negara Federal untuk Indonesia dengan nama RIS (Republik Indonesia Serikat). Suatu bentuk negara ini merupakan suatu proses untuk kembali ke NKRI, karena memang hampir semua masyarakat dan perangkat-perangkat pemerintahan di Indonesai tidak setuju dengan bentuk negara federal. Tapi juga tidak sedikit yang tetap menginginkan Indonesia dengan bentuk negara federal, hal ini menimbulkan banyak pemberontakan-pemberontakan atau kekacauan-kekacauan yang terjadi pada saat itu. Pemberontakan- pemberontakan ini dilakukan oleh golongan- golongan tertentu yang mendapatkan dukungan dari Belanda karena merasa takut jika Belanda meninggalkan Indonesia maka hak-haknya atas Indonesia akan hilang.

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling merupakan gerakan yang didalangi oleh golongan kolonialis Belanda. Salah satu landasan bagi gerakan APRA ini adalah kepercayaan rakyat Indonesia akan datangnya Ratu Adil. Westerling memahami bahwa sebagian rakyat Indonesia yang telah lama menderita karena penjajahan, baik oleh Belanda atau Jepang, mendambakan datangnya suatu masa kemakmuran seperti yang terdapat dalam ramalan Jayabaya. Menurut ramalan itu akan datang seorang pemimpin yang disebut Ratu Adil, yang akan memerintah rakyat dengan adil dan bijaksana, sehingga keadaan akan aman dan damai dan rakyat akan makmur dan sejahtera. Tidak hanya rakyat-rakyat biasa yang dihimpun Westerling untuk menjadi tentaranya tetapi mantan tentara KNIL yang pro terhadap Belanda juga ikut menjadi bagian dari tentara APRA. Ada satu hal yang menarik bahwa kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh KNIL maupun KL dalam melancarkan aksinya diberi tanda segitiga orange sebagai lambang negara Belanda

Sebenarnya organisasi ini sudah dibentuk sebelum Konferensi Meja Bundar itu disahkan. Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang. Laporan yang diterima Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada 8 Desember 1949 menyebutkan bahwa nama organisasi bentukan Westerling adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia" (RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pengikutnya kebanyakan adalah mantan anggota KNIL dan yang melakukan desersi dari pasukan khusus KST/RST. Dia juga mendapat bantuan dari temannya orang Tionghoa, Chia Piet Kay, yang dikenalnya sejak berada di kota Medan.

Tujuan Westerling membentuk APRA ini adalah mengganggu prosesi pengakuan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949. Upaya itu dihalangi oleh Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda. Tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan adanya tentara tersendiri pada negara-negara bagian RIS .

C.    Jalannya Pemberontakan APRA

Pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh mantan Kapten KNIL Raymond Westerlingbukanlah pemberontakan yang dilancarkan secara spontan. Pemberontakan ini telah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.

Pada 25 Desember 1949 malam, sekitar pukul 20.00 Westerling menghubungi Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda untuk menanyakan bagaimana pendapat van Vreedenmengenai rencananya untuk melakukan kudeta terhadap Soekarno setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda terhadap Indonesia. Van Vreeden memang telah mendengar berbagai rumor, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan, tidak terkecuali rumor mengenai pasukan yang dipimpin oleh Westerling. Jenderal van Vreeden, sebagai yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949 tersebutmemperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan seperti apa yang diungkapkan padanya.

Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah sebuah ultimatum. Westerling menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif terkait ultimatum tersebut dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar. Ultimatum Westerling ini tentu menimbulkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, namun juga di pihak Belanda dan dr. H.M. Hirschfeld, Nederlandse Hoge Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang baru tiba di Indonesia. Kabinet RIS menghujani Hirschfeld dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya menjadi sangat tidak nyaman. Menteri Dalam Negeri Belanda, Stikker menginstruksikan kepada Hirschfeld untuk menindak semua pejabat sipil dan militer Belanda yang bekerjasama dengan Westerling.

Pada 10 Januari 1950 Hatta menyampaikan kepada Hirschfeld, bahwa pihak Indonesia telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Westerling. Sebelumnya, ketika Lovink masih menjabat sebagai Wakil Tinggi Mahkota (WTM), dia telah menyarankan Hatta untuk mengenakan pasal exorbitante rechten terhadap Westerling. Sementara itu, Westerling mengunjung Sultan Hamid II di Jakarta. Sebelumnya, mereka pernah bertemu bulan Desember 1949. Westerling menerangkan tujuannya, dan meminta Hamid menjadi pemimpin gerakan mereka. Hamid ingin mengetahui secara rinci mengenai organisasi Westerling tersebut, namun dia tidak memperoleh jawaban yang memuaskan dari Westerling. Pertemuan hari itu tidak membuahkan hasil apapun.

Pertengahan Januari 1950, Menteri UNI dan Urusan Provinsi Seberang Lautan, Mr.J.H. van Maarseven berkunjung ke Indonesia untuk mempersiapkan pertemuan Uni Indonesia-Belanda yang akan diselenggarakan pada bulan Maret 1950. Hatta menyampaikan kepada Maarseven, bahwa dia telah memerintahkan kepolisian untuk menangkap Westerling. Ketika berkunjung ke Belanda, Menteri Perekonomian RIS Juanda pada 20 Januari 1950 menyampaikan kepada Menteri Gรถtzen, agar pasukan elit RST yang dipandang sebagai faktor risiko, secepatnya dievakuasi dari Indonesia. Sebelum itu, satu unit pasukan RST telah dievakuasi ke Ambon dan tiba di Ambon tanggal 17 Januari 1950. Pada 21 Januari Hirschfeld menyampaikan kepada Gรถtzen bahwa Jenderal Buurman van Vreeden dan Menteri Pertahanan Belanda Schokking telah menggodok rencana untuk evakuasi pasukan RST.

Namun upaya mengevakuasi Reciment Speciaale Troepen, gabungan baret merah dan baret hijau terlambat dilakukan. Westerling mendengar mengenai rencana tersebut dari beberapa bekas anak buahnya, sebelum deportasi pasukan RST ke Belanda dimulai, pada 23 Januari 1950 Westerling melancarkan "kudetanya." Subuh pukul 4.30 hari itu, Letnan Kolonel KNIL T. Cassa menelepon Jenderal Engles dan melaporkan: "Satu pasukan kuat APRA bergerak melalui Jalan Pos Besar menuju Bandung." Namun laporan Letkol Cassa tidak mengejutkan Engles, karena sebelumnya, pada 22 Januari pukul 21.00 dia telah menerima laporan, bahwa sejumlah anggota pasukan RST dengan persenjataan berat telah melakukan desersi dan meninggalkan tangsi militer di Batujajar. Mayor KNIL G.H. Christian dan Kapten KNIL J.H.W. Nix melaporkan, bahwa "compagnie Erik" yang berada di Kampemenstraat juga akan melakukan desersi pada malam itu dan bergabung dengan APRA untuk ikutserta dalam kudeta, namun dapat digagalkan oleh komandannya sendiri, Kapten G.H.O. de Witt. Engles segera membunyikan alarm besardan segera menghubungi Letnan Kolonel TNI Sadikin, Panglima Divisi Siliwangi. Engles juga melaporkan kejadian ini kepada Jenderal Buurman van Vreeden di Jakarta.

Mulanya penduduk kota Bandung tidak terlalu curiga karenaadalah hal yang biasa tentara hilir mudik keluar masuk kota Bandungpada masa itu, walau Perang kemerdekaan dianggap sudah berakhir.  Tentara APRA pada saat itu  menggunakan truk,  jeep, motorfiets, serta ada yang berjalan kaki dengan seragam dan bersenjata lengkap dan jumlahnya ditaksir antara 500-800  personel.

Namun ketika mereka mengadakan steling di gang-gang di sepanjang jalan Cimahi-Bandung sambil melepas tembakan ke udara.  Bahkan  ada di antara mereka yang mengarahkan tembakan  kebeberapa rumah penduduk. Barulah setelah mendengar suara tembakan tersebut, warga seketika menjadi was-was. Sejumlah polisi yang menjaga pos-pos sepanjang  jalan raya Cimindi-Cibereum dilucuti senjatanya. Sesampainya di kota kepanikan rakyat semakin menjadi-jadi, banyak toko dan rumah ditutup dan jalanan pun menjadi sepi.

Di jalan perapatan Banceuy, seorang TNI yang mengendarai jip dan tidak bersenjata diberhentikan. Tentara itu diperintahkan untuk turun dan mengangkat tangan lalu dengan keji ditembak mati.  Pasukan APRA bergerak di Jalan Braga, di muka Apotheek Rathkam sebuah mobil sedan juga diberhentikan.  Tiga penumpangnya juga diperintahkan untuk turun, di antaranya seorang perwira TNI. Tanda pangkat perwira itu diambil dan kemudian dia dibunuh.  Dua orang sipil yang bersama tentara tadi kemudian diangkut  dengan truk.

Tentara APRA juga mengadakan aksi di depan Hotel Preanger. Mereka menyerang sebuah truk berisi tiga orang TNI.Perlawanan dari TNI baru terjadi di Jalan Merdeka, sekalipun tidak seimbang. Setelah tembak-menembak sekitar 15 menit, 10 orang TNI gugur. Tentara APRA juga menyerang truk yang dikendarai 7 orang serdadu TNI di perempatan Suniaraja-Braga. Truk itu ditembaki dari depan dan belakang.

Perlawanan yang  cukup hebat terjadi di Kantor Kwartir Divisi Siliwangi Oude Hospitaalweg.  Satu regu stafdekking TNI terdiri dari 15 orang dipimpin Letkol (Overste ) Sutoko  dikepung tentara APRA yang jumlahnya lebih banyak.  Benar-benar pertempuran sampai peluru terakhir. Letkol Sutoko,  Letkol Abimanyu dan seorang opsir lainnya dapat menyelamatkan diri.  Lainnya tewas. Markas itu diduduki dan tentara APRA merampok brandkas sebesar F150.000.

Pertempuran juga terjadi di kantor stafkwartier Divisi Siliwangi Jalan Lembang. Satu rgu stafdekking TNI terdiri dari 15 orang dipimpin Overste Sutoko dengan tiba2 dikerubungi oleh ratusan APRA. Pertempuran berlangsung kurang lebih setengah jam. Pertempuran dilakukan hingga peluru terakhir. Everste Sutoko, Abimanyu, dan seorang opsir lainnya dapat menyelamatkan diri, lainnya tewas. APRA kemudian berhasil menduduki stafkwartier dan membongkar brandkast yang isinya Rp. 150.000, jumlah yang cukup besar untuk saat itu. Selain itu, mayat-mayat dari TNI dan sipil pun bergelimpangan antara jalan Braga hingga jalan Jawa. Di antara orang-orang sipil yang tewas, kabarnya menjadi korban karena mereka berani menjawab “Jogja”, ketika ditanyakan “Pilih Pasundan atau Jogja?” oleh pasukan APRA.

Perwira TNI lainnya yang gugur ialah Letkol Lembong dan ajudannya Leo Kailola.  Mereka dihujani peluru ketika hendak masuk Markas Divisi Siliwangi yang ternyata sudah diduki oleh gerombolan APRA.  Keseluruhan 79 orang menajdi korban  keganasan gerombolan ini.  Mereka adalah 61 serdadu TNI  dan 18 orang lainnya yang tidak diketahui namanya karena tidak mempunyai tanda-tanda  atau surat dalam  pakaiannya.

Sementara Westerling memimpin penyerangan di Bandung, sejumlah anggota pasukan RST dipimpin oleh Sersan Meijer menuju Jakarta dengan maksud menangkap Presiden Sukarno dan menduduki gedung-gedung pemerintahan. Namun dukungan dari pasukan KNIL lain dan TII (Tentara Islam Indonesia) yang diharapkan Westerling tidak muncul, sehingga "serangan" ke Jakarta gagal total. Demikian juga secara keseluruhan, pelaksanaan "kudeta" tidak seperti yang diharapkan oleh Westerling dan anak buahnya.

Setelah puas melakukan pembantaian di Bandung, seluruh pasukan RST dan satuan-satuan yang mendukungnya kembali ke tangsi masing-masing. Westerling sendiri berangkat ke Jakarta, di mana dia pada 24 Januari 1950 bertemu lagi dengan Sultan Hamid II di Hotel Des Indes. Hamid yang didampingi oleh sekretarisnya, dr. J. Kiers, melancarkan kritik pedas terhadap Westerling atas kegagalannya dan menyalahkan Westerling telah membuat kesalahan besar di Bandung. Tak ada perdebatan, dan sesaat kemudian Westerling pergi meninggalkan hotel.

Setelah itu terdengar berita bahwa Westerling merencanakan untuk mengulang tindakannya. Pada 25 Januari Hatta menyampaikan kepada Hirschfeld, bahwa Westerling, didukung oleh RST dan Darul Islam, akan menyerbu Jakarta. Engles juga menerima laporan, bahwa Westerling melakukan konsolidasi para pengikutnya di Garut, salah satu basis Darul Islam waktu itu.

Aksi militer yang dilancarkan oleh Westerling bersama APRA yang antara lain terdiri dari pasukan elit tentara Belanda, tentu menjadi berita utama media massa di seluruh dunia. Hugh Laming, koresponden Kantor Berita Reuters yang pertama melansir pada 23 Januari 1950 dengan berita yang sensasional. Osmar White, jurnalis Australia dari Melbourne Sun memberitakan di halaman muka: "Suatu krisis dengan skala internasional telah melanda Asia Tenggara." Untuk dunia internasional, Belanda sekali lagi duduk di kursi terdakwa. Duta Besar Belanda di AS, van Kleffens melaporkan bahwa di mata orang Amerika, Belanda secara licik sekali lagi telah mengelabui Indonesia, dan serangan di Bandung dilakukan oleh "de zwarte hand van Nederland" (tangan hitam dari Belanda).

D.    Penumpasan APRA

Ketika terjadi pemberontakan APRA tidak dilakukan perlawananyang berarti, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, karena serangan dilakukan dengan sangat tiba-tia, pembalasan tembakan pun tidak dilakukan karena orang-orang APRA bercampur dengan orang KNIL dan KL. Sedangkan mengenai latar belakang aksinya, diduga keras bahwa APRA ingin mendukung berdirinya negara Pasundan, supaya negara ini bisa berdiri tanpa gangguan TNI dan menggunakan APRA sebagai angkatan perangnya.

Secara umum boleh pasukan Divisi Siliwangi TNI tidak siap karena baru saja memasuki Kota Bandung setelah perjanjian KMB. Panglima Siliwangi Kolonel Sadikin dan Gubernur Jawa Barat Sewaka  pada saat kejadian  sedang mengadakan peninjauan ke Kota Subang.  Sementara di  Jakarta  pada pukul 11.00 bertempat di kantor Perdana Mentri RIS diadakan perundingan antara Perdana Mentri RIS dan Komisaris Tinggi Kerajaan Belanda di Indonesia.  Terungkap adanya keterlibatan  tentara Belanda (diperkirakan sekitar 300 tentara Belanda berada di antara pasukan APRA)  dalam peristiwa di Bandung itu, maka diputuskan tindakan bersama.

Jendral Engels akhirnya memerintahkan pasukan APRA untuk kembali ke Batujajar, baik karena diperintah atasannya, maupun ancaman dari Divisi Siliwangi yang tidak menjamin keselamatan warga Belanda yang berjumlah ribuan di kota Bandung.  Pada hari itu juga pasukan APRA meninggalkan Kota Bandung.  Operasi penumpasan dan pengejaran terhadap gerombolan APRA yang sedang melakukan gerakan mundur segera dilakukan oleh TNI.  Sisa pasukan Wasterling di bawah pimpinan Van der Meulen yang bukan anggota KNIL Batujajar dan polisi yang menuju Jakarta,  pada  24 Januari 1950 dihancurkan Pasukan Siliwangi dalam pertempuran daerah Cipeuyeum dan sekitar Hutan Bakong dan dapat disita  beberapa truk dan pick up, tiga pucuk bren, 4 pucuk senjata ukuran 12,7 dan berpuluh karaben.

Pada 24 Januari 1950 tengah malam terjadi tembak-menembak di Kramatalaan No.29 Jakarta antara pauskan TNI dengan geromboan yang diduga adalah deseteurs (anggota tentara yang melarikan diri dari dinasi tentara).  Tembak-menembak tersebut berlangsung sampai 25 januari 1950 pagi.  Dalam penggerebekan pasukan kita berhasil merampas 30 pucuk owens-guns.

Di kota Bandung juga diadakan pembersihan dan penahanan terhadap mereka yang terlibat, termasuk beberapa orang tokoh Negara Pasundan.  Bagaimana dengan Wasterling? Setelah melarikan diri dari Bandung, Westerling masih melanjutkan petualangannya di Jakarta. la merencanakan suatu gerakan untuk menangkap semua Menteri RIS yang sedang menghadiri sidang kabinet, dan membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Mr. A. Budiardjo, dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B. Simatupang.

Gerakan tersebut dapat digagalkan dan kemudian diketahui bahwa otaknya adalah Sultan Hamid II, yang juga menjadi anggota Kabinet RIS sebagai Menteri tanpa portofolio. Sultan Hamid II dapat segera ditangkap, sedangkan Westerling sempat melarikan diri ke luar negeri pada 22 Februari 1950 dengan menumpang pesawat Catalina milik Angkatan Laut Belanda. Dengan kaburnya Wasterling, maka gerakannya pun jadi bubar.

E.     Dampak Pemberontakan APRA

Bila dilihat dari latar belakang pemberontakan yang dilakukan oleh APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang diketuai oleh Raymond Pierre Westerling ini bertujuan untuk mendapat pengakuan dari pemerintah RIS yang ingin diakui sebagai tentara Pasundan. Selain itu, pemberontakan ini juga bertujuan untuk tetap mempertahankan pemerintahan Reupblik Federal dan tidak menginginkan adanya penyerahan kedaulatan serta adanya tentara tersendiri di negara-negara bagian RIS. Sehingga terjadilah pemberontakan APRA ini yang terjadi di Bandung.

Dalam pemberontakan ini, APRA berhasil menduduki markas dari Kodam Divisi Siliwangi berhasil diduduki pada tanggal 23 Januari 1950 dan juga membunuh para tentara Indonesia yang bermaksud untuk melawan. Salah satu tentara yang terbunuh ialah Letnan Kolonel Lembong tewas pada peristiwa ini. Bandung pun dapat dikuasai sementara oleh pasukan APRA untuk beberapa jam. Dalam peristiwa ini juga menyebabkan 79 orang APRIS tewas dan juga beberapa masyarakat sekitar juga mnejadi korban kekejaman pemberontakan ini. Dengan terjadinya peristiwa ini di Bandung membuat pemerintah mengirimkan pasukan APRI ke Bandung untuk menumpas gerakan pemberontakan APRA. Pada akhirnya gerakan pemberontakan APRA berhasil ditumpas oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia).

Perisitiwa merupakan suatu konspirasi diantara Raymond Pierre Westerling dan Sultan Hamid II dari Pontianak. Ketika pemberontakan yang di Bandung itu berakhir, Jakarta menjadi target berikutnya. Dalam misi kali ini APRA ingin menyerang Jakarta serta ingin membunuh menteri-menteri RIS seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Mr. Ali Budiarjo dan Kolonel TB Simatupang pada tanggal 26 Januari 1950.

Namun aksi dari APRA untuk menyerang Jakarta sudah diketahui sebelumnya oleh jajaran petinggi pemerintahan sehingga aksi tersebut dapat digagalkan dan konspirasi diantara Westerling dan Sultan Hamid II ini terbongkar dan ketika akan ditangkap, Westerling kabur ke Singapura dan Sultan Hamid II berhasil ditangkap. Maka berakhir pemberontakan APRA ini.



Kamis, 02 Oktober 2014

idul adha

MENYAMBUT HARI RAYA IDUL ADHA (IDUL QURBAN)

jicadmin / September 24, 2014

JIC–Setiap tahun umat Islam di seluruh dunia merayakan dua Hari Raya Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Hari Raya Idul Fitri dirayakan umat Islam pada setiap tanggal 1 Syawwal sesudah mereka melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, sedangkan Hari Raya Idul Adha dirayakan umat Islam setiap tanggal 10 Dzulhijjah sesudah para jamaah haji wukuf di Padang Arafah dan melaksanakan rangkaian prosesi ibadah hajinya. Hari Raya Idul Adha disebut juga dengan Hari Raya Qurban atau Yaum al-Nahr, karena pada hari itu dan tiga hari sesudahnya –tanggal 11 s.d. 13 Dzulhijjah (hari Tasyriq)— umat Islam disunnahkan menyembelih hewan qurban untuk dibagi-bagikan kepada kaum fakir miskin. Di samping itu juga dinamakan Hari Raya (lebaran) Haji, karena pada waktu itu umat Islam dari seluruh penjuru dunia melaksanakan prosesi ibadah haji.

Untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha, umat Islam disunnahkan melakukan hal-hal sebagai berikut

 Puasa ArafahPuasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika jamaah haji sedang berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf yang merupakan rukun haji yang paling inti. Bagi kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji, tidak disunnahkan puasa ini, karena mereka mempunyai kewajiban untuk wuquf di Padang Arafah dan kewajiban-kewajiban lain yang memerlukan energi. Oleh karena itu, puasa Arafah hanya disunnahkan bagi kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Adapun tatacara pelaksanaan puasa Arafah adalah sama dengan puasa Ramadhan. Yakni didahului dengan niat dan menghindarkan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar (menjelang waktu subuh) hingga terbenamnya matahari. Niat puasa Arafah adalah: “Saya niat menjalankan ibadah puasa pada hari Arafah semata-mata karena mengharap ridha Allah swt”.

Puasa Arafah sangat besar pahalanya, karena dapat menghapus dosa-dosa selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Sebagaimana dijelaskan oleh hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan imam Muslim dari Abi Qatadah:

 Memperbanyak mengumandangkan TakbirSejak malam hari raya Idul Adha hingga sore hari tanggal 13 Dzulhijjah, seluruh umat Islam disunnahkan mensyiarkan agamanya dengan memperbanyak mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid sebagai berikut:

ุฃَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ – ุฃَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ – ุฃَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ – ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ ูƒَุจِูŠْุฑًุง ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ูƒَุซِูŠْุฑًุง ูˆَุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَุฃَุตِูŠْู„ุงً, ู„ุงَ ุงِู„َู‡َ ุงِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَู„ุงَ ู†َุนْุจُุฏُ ุงِู„ุงًَّ ุงِูŠَّุงู‡ُ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠْู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠْู†َ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุฑِู‡َ ุงู„ْูƒَุงูِุฑُูˆْู†َ, ู„ุงَุงِู„َู‡َ ุงِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ุตَุฏَู‚َ ูˆَุนْุฏَู‡ُ ูˆَู†َุตَุฑَ ุนَุจْุฏَู‡ُ ูˆَุฃَุนَุฒَّ ุฌُู†ْุฏَู‡ُ ูˆَู‡َุฒَู…َ ุงْู„ุฃَุญْุฒَุงุจَ ูˆَุญْุฏَู‡ُ , ู„ุงَุงِู„َู‡َ ุงِู„ุงَّุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ, ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑْ ูˆَู„ِู„ًَّู‡ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ.

 “Allah Maha Besar 3x tiada Tuhan selain Allah Dzat Yang Maha Besar dan segala puji bagi-Nya. Allah Maha Besar segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Yang Maha Esa, yang benar janji-Nya dalam menolong hamba-Nya, memenangkan pasukan perang-Nya serta mengalahkan musuh-musuh-Nya. Tiada Tuhan selain Allah Dzat satu-satunya yang kami sembah meskipun orang-orang kafir membenci. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar Yang Memiliki segala puji”.

  Seluruh umat Islam, pria dan wanita, baik yang sedang dalam perjalanan (musafir) maupun berada di rumah (muqim), sangat disunnahkan (sunnah mu’akkadah) melaksanakan shalat Idul Adha. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Ummi Athiyyah :

ุนَู†ْ ุฃُู…ِّ ุนَุทِูŠَّุฉَ ู‚َุงู„َุชْ ุฃَู…َุฑَู†َุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَู†ْ ู†ُุฎْุฑِุฌَู‡ُู†َّ ูِูŠ ุงู„ْูِุทْุฑِ ูˆَุงู„ْุฃَุถْุญَู‰ ุงู„ْุนَูˆَุงุชِู‚َ ูˆَุงู„ْุญُูŠَّุถَ ูˆَุฐَูˆَุงุชِ ุงู„ْุฎُุฏُูˆุฑِ ูَุฃَู…َّุง ุงู„ْุญُูŠَّุถُ ูَูŠَุนْุชَุฒِู„ْู†َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَูŠَุดْู‡َุฏْู†َ ุงู„ْุฎَูŠْุฑَ ูˆَุฏَุนْูˆَุฉَ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ

 ”Ummu ‘Athiyah berkata: Kami diperintahkan Rasulullah SAW untuk mengerahkan mereka (putri-putri remaja, dewasa dan yang sedang haidl) keluar ke tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita yang sedang haidl maka mereka menjauhi tempat shalat, menyaksikan kebaikan dan dakwah kepada ummat Islam  (HR. Bukhori – Muslim).

Shalat ‘Idul Adha adalah shalat sunnat dua rakaat yang dikerjakan pada pagi hari tanggal 10 Dzul Hijjah sebagai tanda syukur atas pelaksanaan ibadah haji oleh para jama’ah haji yang telah melaksanakan serangkaian prosesi ibadah haji sebagai rukun Islam kelima.



Adapun tata cara shalat ‘Idul Adha adalah sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja mempunyai beberapa kekhususan sebagai berikut :

Shalat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari sesudah terbtnya mataharfi hingga sebelum tiba waktu dhuhur.Shalat Idul Adha dilaksanakan sebelum imam (khatib) menyampaikan khutbah.

Sebelum shalat, tidak didahului dengan adzan dan iqamat, tetapi bilal mengumandangkan kalimat :



ุตَู„ُّูˆْุง ุณُู†َّุฉً ู„ِุนِูŠْุฏِ ุงْู„ุฃَุถْุญَู‰ ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ุฌَู…َุงุนَุฉً ุฑَุญِู…َูƒُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ

“Kerjakanlah shalat ‘idul adha dua rakaat dengan berjamaah. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”.



Atau kalimat :

ุงَู„ุตَّู„ุงَุฉَ ุฌَุงู…ِุนَุฉً

“Kejakanlah shalat dengan berjama’ah”



d. Niat Shalat ‘Idul Adha adalah sebagai berikut :

ุฃُุตَู„ِّูŠْ  ุณُู†َّุฉً ู„ِุนِูŠْุฏِ ุงْู„ุฃَุถْุญَู‰ ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ ุฃَุฏَุงุกً ู…َุฃْู…ُูˆْู…ًุง (ุฅِู…َุงู…ًุง)  ู„ِู„َّู‡ِ ุชَุนَุงู„َู‰

“Saya niat melaksanakan shalat sunnah ‘idul adha dua rakaat menjadi makmum (imam) semata-mata karena Allah Ta’ala”





e. Pada rakaat pertama, sesudah takbiratul ihram dan membaca do’a iftitah, disunnahkan takbir lagi  sebanyak 7 kali. Sedangkan pada rakaat kedua sesudah takbiratul qiyam, disunnahkan takbir lagi sebanyak 5 kali. Di antara takbir-takbir tersebut disunnahkan membaca :



ุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ูˆู„ุงَุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah,  tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar”.



Pada rakaat pertama, sesudah membaca surat al-Fatihah imam disunnahkan membaca surat al-A’la. Sedangkan pada rakaat kedua sesudah membaca surat al-Fatihah, imam disunnahkan membaca surat al-Ghasyiyah.Sesudah shalat, khatib disunnahkan membaca dua khutbah. Pada khutbah pertama, sebelum memulai khutbahnya khatib disunnahkan membaca takbirsebanyak 9 kali, sedangkan pada khutbah kedua sebelum memulai khutbahnya khatib disunnahkan membaca takbir 7 kali.Sesudah selesai melaksanakan shalat, para jamaah disunnahkan mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh seorang khatib



Sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, disunnahkan hal-hal sebagai berikut:

Mandi untuk melaksanakan shalat Idul Adha dengan niat: “Saya niat mandi untuk melaksanakan shalat Idul Adha semata-mata karena mengharap ridha Allah swt”.Memakai pakaian yang bagusTidak makan pagi sebelum melaksanakan shalatUntuk menambah syi’arnya hari raya, ketika pulang dari tempat shalat, supaya melewati jalan yang berbeda dengan jalan yang dilalui ketika berangkat.



 Menyembelih Hewan QurbanUmat Islam yang mempunyai kemampuan untuk membeli dan menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha sampai tanggal 13 Dzulhijjah, disunnahkan untuk melaksanakannya.

Secara harfiah, Qurban berarti mendekatkan. Sedangkan menurut pengertian dalam syari’ah Islam, qurban berarti: mendekatkan diri kepada Allah swt dengan menyembelih hewan ternak serta membagi-bagikan dagingnya kepada fakir miskin, sejak sesudah selesai melaksanakan shalat Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyriq (mulai tanggal 10 s.d. 13 Dzulhijjah). Menurut Imam Syafi’i dan Maliki, hukum berkurban adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sedang menurut Imam Hanafi, hukumnya wajib bagi orang yang memiliki kemampuan. Dasar hukumnya ialah:

Firman Allah swt dalam surat al-kautsar ayat 1 – 3 yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat kepadamu yang sangat banyak. Oleh karena itu, kerjakanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihan qurban. Sesungguhnya orang yang membenci kamu itulah yang terputus dari rahmat Allah”.Hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud Tirmidzi dan lain-lain dari sahabat Tsaubah RA. bahwa setiap tahun Nabi Muhammad saw selalu menyembelih hewan qurban dan tidak pernah meninggalkannya.Rasulullah saw sangat mengecam orang-orang yang memiliki kemampuan finansial tapi tidak mau berqurban, sebagai orang yang pelit yang tidak layak mendekat dan melaksanakan shalat di masjid/mushalla. Sebagaimana dijelaskan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah.Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan penyembelihan hewan qurban. Karena qurban yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan semata-mata mengharap ridha Allah swt akan menjadi tabir yang menyelamatkan pelakunya dari siksa api neraka, di samping mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Sebagaimana dijelaskan sebuah hadits yang diriwayatkan imam Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Aisyah ra:



Hewan yang sah untuk dijadikan qurban, adalah hewan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:Kambing minimal telah berumur satu tahun, sapi/kerbau minimal dua tahun dan unta minimal telah berumur 5 tahun.Hewan tersebut harus sehat, tidak berpenyakit dan tidak cacat. Jika berpenyakit atau cacat seperti pincang, buta, pecah tanduknya atau terputus daun telinga, ekor dan lidahnya, maka tidak sah untuk dijadikan qurbanKambing cukup untuk berqurban satu orang, sedang sapi/kerbau dan unta cukup untuk berqurban 7 orang.Hewan yang telah disembelih untuk berqurban, daging atau organ tubuhnya tidak boleh dijual. Juga tidak boleh membayar orang yang menyembelihnya dengan kulit atau organ binatang tersebut.Daging qurban, dibagikan kepada fakir miskin dalam keadaan mentahOrang yang berqurban, disunnahkan mencicipi daging qurbannya, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. Akan tetapi para ulama berbeda pendapat mengenai batas maksimal yang boleh diambil oleh orang yang berqurban. Sebagian ulama mengatakan maksimal setengah (1/2), sedang mayoritas mengatakan sepertiga (1/3).Orang yang berqurban disunnahkan menyembelih sendiri hewan qurbannya. Akan tetapi jika tidak bisa, boleh diwakilkan kepada orang yang ahli, namun disunnahkan menghadiri penyembelihannya.Ketika menyembelih hewan qurban, disunnahkan memakai pisau yang tajam, menghadap qiblat serta membaca do’a sebagai berikut: “Ya Allah ya Tuhan kami, binatang ini berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Oleh karena, terimalah do’a qurbanku ini, sebagaimana Engkau telah menerima qurban nabi Muhammad dan nabi Ibrahim kekasih-Mu”.Orang yang  berqurban, hendaknya menjaga keikhlasan dan ketakwaan. Karena yang diterima Allah, bukanlah daging dan darah binatang qurban, tapi ketakwaan dan keikhlasan orang yang berqurban. Sebagaimana telah difirmankan dalam surat al-Hajj ayat 7 :



ู„َู†ْ ูŠَู†َุงู„َ ุงู„ู„ู‡َ ู„ُุญُูˆْู…ُู‡َุง ูˆَู„ุงَ ุฏِู…َุงุคُู‡َุง ูˆَู„َูƒْู†ِ ูŠَู†َุงู„ُู‡ُ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ู…ِู†ْูƒُู…ْ

“Daging dan darah qurban tidaklah sekali-kali dapat mencapai (ridla Allah), tetapi ketakwaan dari kamu sekalian-lah yang akan dapat mencapainya”.

Meskipun demikian, satu hal yang perlu diingat bahwa ikhlas merupakan aspek normatif yang tidak datang begitu saja tetapi memerlukan latihan dan pembiasaan. Bagaimana mungkin kita bisa ikhlas kalau tidak pernah berqurban atau beribadah yang lain. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berqurban atau melaksanakan ibadah yang lain karena khawatir tidak ikhlas. Sehubungan dengan hal tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum al-Din Juz III halaman 313 mengingatkan, bahwa salah satu tipu daya setan terhadap manusia adalah menghalangi mereka beribadah dengan menakut-nakuti dari pada tidak ikhlas. Setan selalu membisiki hati manusia, ” Buat apa engkau beribadah kalau tidak ikhlas, lebih baik sekalian tidak beribadah”.



Hikmah dan Manfaat Berqurban

Jika ibadah qurban dilaksanakan dengan penuh keihlasan dan semata-mata mengharap ridha Allah swt, maka pelakunya akan memperoleh hikmah dan manfaat yang besar sekali baik di sunia maupun di akherat. Di antaranya ialah:

Seseorang yang berqurban dengan menyembelih hewan ternak diharapkan mau berfikir, “Mengapa hewan ternak seperti sapi, kerbau dan onta yang besar dan kuat melebihi kekuatan fisik manusia mau tunduk dan takluk kepada manusia? Mengapa hewan-hewan tersebut mau diperintah membajak, memikul barang-barang yang berat, diperah susunya serta disembelih dan dimakan dagingnya oleh manusia? Hal itu semata-mata karena ni’mat Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Oleh karena itu manusia harus beriman kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya. Sebagaimana telah diingatkan oleh Allah SWT dalam surat Yasin ayat 72 – 73 :

ูˆَุฐَู„َّู„ْู†َุงู‡َุง ู„َู‡ُู…ْ ูَู…ِู†ْู‡َุง ุฑَูƒُูˆْุจُู‡ُู…ْ ูˆَู…ِู†ْู‡َุง ูŠَุฃْูƒُู„ُูˆْู†َ. ูˆَู„َู‡ُู…ْ ูِูŠْู‡َุง ู…َู†َุงูِุนُ ูˆَู…َุดَุงุฑِุจُุท ุฃَูَู„ุงَ ูŠَุดْูƒُุฑُูˆْู†َ.

 ”Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?”

 2. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.Ibadah qurban yang dilakukan semata-mata karena memenuhi perintah Allah SWT merupakan manifestasi dari ketaatan dan kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Setiap orang yang taat dan patuh kepada Allah SWT akan memperoleh predikat muqarribin(orang-orang yang dekat kepada Allah) dan muttaqin (orang-orang yang bertakwa) serta mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Di samping itu ibadah qurban merupakan realisasi dari ikrar yang kita ucapkan berulang-ulang setiap membacado’a iftitah dalam shalat yang bersumber dari firman Allah dalam surat al-An’am ayat 162 :

ุฅِู†َّ ุตَู„ุงَุชِูŠْ ูˆَู†ُุณُูƒِูŠْ ูˆَู…َุญْูŠَุงูŠَ ูˆَู…َู…َุงุชِูŠْ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ

 ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.



Dengan melaksanakan ibadah qurban, maka seseorang telah berhasil memerangi dan mengalahkan hawa nafsunya yang selalu menghalang-hanginya untuk berbuat baik seperti bersedekah dan berqurban. Dengan demikian ia telah berhasil membersihkan diri dari sifat-sifat buruk yang besemayam dalam hatinya, seperti sifat bakhil atau pelit dan cinta yang berlebih-lebihan pada harta benda.



Ibadah qurban dalam Islam, tidak sama dengan upacara persembahan (offerings) agama-agama di luar Islam. Islam tidak memerintahkan para pemeluknya membunuh hewan di altar pemujaan, atau di dalam hutan, atau di tepi sungai lalu menyerahkannya kepada Tuhan. Akan tetapi Islam memerintahkan agar daging qurban dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Dengan demikian para fakir miskin merasakan lezatnya daging hewan qurban di samping merasa diperhatikan oleh orang-orang yang mampu sehingga akan terjalin ukhwah Islamiyahyang kokoh di antara sesama umat Islam.

Kesediaan kita untuk menyembelih hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha dan hari Taysriq hendaklah kita jadikan sebagai starting pointdari kesadaran kita untuk mengorbankan tenaga, pikiran, harta dan bahkan jiwa demi kepentingan agama, nusa dan bangsa. Karena pada hakikatnya, berqurban tidak hanya terbatas pada penyembelihan hewan ternak pada Hari Raya Idul Adha dan hari tasyriq. Akan tetapi juga mengorbankan tenaga, pikiran, harta dan jiwa demi tercapainya ‘izzul Islam wal muslimin, persatuan dan kesatuan bangsa, serta keadilan yang berkemakmuran dan kemakmuran yang berkeadilan yang menjadi arah dan tujuan pembangunan bangsa Indonesia.

Salah satu contoh kongkrit dari ibadah qurban yang hakiki ialah kesediaan kita untuk membantu umat Islam dalam meningkatkan taraf  hidup dan kualitas pendidikan mereka, terutama para tetangga kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kita harus rela mengorbankan sebagian harta, kekayaan, tenaga dan pikiran kita untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan serta meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita wajib mendukung dan mensukseskan program-program pemerintah terutama dalam mengentaskan saudara-saudara kita dari belenggu kemiskinan. Dengan membebaskan umat Islam Indonesia dari belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, berarti kita telah membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang menghimpit bangsa Indonesia, karena umat Islam merupakan penduduk mayoritas negara Indonesia.

Sebagai pemeluk agama Islam kita tidak boleh bersikap apatis, individualis apalagi egois. Kita tidak boleh membiarkan putra putri umat Islam  drop out dari sekolah hanya karena tidak mampu membayar SPP, padahal mereka mempunyai otak yang cemerlang. Kita tidak boleh bersikap masa bodoh dan membiarkan saudara-saudara kita menukarkan iman dan agama Islam mereka dengan beras, supermie, pakaian dan uang. Jika kita membiarkan mereka menjadi murtad karena kemiskinan yang menghimpit mereka, maka yang berdosa tidak hanya mereka, tetapi juga kita umat Islam yang tidak memperdulikan nasib mereka. Sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits :

ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَู‡ْุชَู…َّ ุจِุฃَู…ْุฑِ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูَู„َูŠْุณَ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ

“Barangsiapa tidak memperhatikan keadaan umat Islam, maka ia tidak termasuk golongan mereka”
Wallahu’alam